Halaman

Senin, 27 April 2020

Artikel Covid-19

PANIC BUYING AKIBAT COVID-19


  Merebaknya virus corona (COVID-19) ke beberapa negara, menyebabkan banyak terjadi gejala sosial. Kepanikan sosial melanda di banyak sudut dunia. Salah satu gejala sosial yang melanda beberapa negara akhir-akhir ini adalah panic buying. 


 Berdasarkan psikologi yang paling umum, panic buying merupakan respons manusia untuk bertahan hidup. Menimbun merupakan cara manusia merespons situasi yang serba tak pasti. Secara umum panic buying ialah tindakan membeli barang dalam jumlah besar untuk mengantisipasi suatu bencana.

  Kenapa orang-orang melakukan itu ? Para ahli mengatakan jawabannya terletak pada ketakutan akan hal yang tidak diketahui, dan memercayai bahwa peristiwa dramatis memerlukan tanggapan yang dramatis. Meskipun dalam kasus ini (Covid-19), tanggapan terbaik sebenarnya adalah sesuatu yang biasa saja, seperti mencuci tangan. Alasan psikologis lainnya mengapa panic buying tejadi bisa dijelaskan melalui teori bukti sosial. Teori ini mengatakan bawah manusia cenderung mengikuti perilaku manusia lainnya. Oleh karena itu, ketika melihat orang lain khawatir mengenai virus corona dan melakukan panic buying, maka perasaan serta kegiatan tersebut akan menular dan membuat orang yang lainnya melakukan tindakan yang serupa.

 Menimbun barang secara berlebih akan mengakibatkan kelangkaan stok, inflasi dan kenaikan harga yang dapat merugikan semua orang. Kunci dari pencegahan panic buying adalah kepastian. Pemerintah mesti meyakinkan warga bahwa semua kebutuhan pokok terjamin. Sehingga warga bisa sedikit lebih tenang dan menunda berbelanja dalam jumlah besar.


2 komentar: